Sunday 31 January 2016

Sebuah Kata Cinta dari Guru




Oleh: Al Muhandis

Suatu hari seorang Imam, Mufti dan Faqih Makkah, Muslim ibn Khalid Az-Zanji bertemu dengan seorang anak yang begitu fasih melafalkan bait-bait syair arab. Lisannya fasih. Tata bahasanya rapi, pilihan katanya menakjubkan, suaranya begitu merdu.


“Siapakah namamu lelaki muda yang mulia?”

“Muhammad Ibn Idris.”

“Apa yang kau lakukan di kota ini anakku?”

“Belajar bahasa, nahwu juga sharafnya serta menghafalkan syair-syair arab”

“Ketahuilah nak, alangkah indahnya jika kefasihan lidahmu dan merdunya suaramu digunakan untuk menjaga Sunnah Rasulullah, menyampaikan hukum-hukum syari’at kepada manusia, dan mengajari mereka fiqh sehingga mereka mampu memahami agama ini”

Kata-kata itu sederhana saja. Diucapkan dengan cara yang juga sederhana, namun mampu menyengat bocah tersebut untuk mempelajari fiqh dan kelak menjadi ulama besar.

Kata-kata sederhana yang penuh cinta yang disampaikan Muslim ibn Khalid Az-Zanji telah menyentuh hati anak tersebut, dan kata penuh cinta itulah yang membuat sang anak menjadi Imam Besar yang saat ini banyak digunakan fatwanya.

Remaja dahsyat tersebut kelak dikenal sebagai Imam Asy Syafi’i, dan beliau pernah berujar pada salah satu majelisnya “Andai tak ada Muslim ibn Khalid Az-Zanji, mungkin takkan ada Asy Syafi’i. Kecuali mungkin penyair gelandangan yang kebingungan kesana kemari”
Lapis-lapis Keberkahan; Salim A Fillah; Hal: 106-107

Dari kisah ini tentunya kita dapat mengambil sebuah ibroh, bahwa atas izin Allah, sebuah kata sederhana mampu merubah dunia.

Duhai bapak dan ibu guru yang selalu diberkahi Allah...

Sentuhlah santrimu dengan cinta, yang mengharap hanya RidhaNYA

Karena kita tidak akan pernah tahu...

Santri mana yang kelak akan tersengat dengan kata penuh cinta

Dan mencetak sejarah, hanya karena sebuah kata...




Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment