Sunday, 31 January 2016

Ketika Iman Tergadaikan




Oleh: Paramudika Handayani

Fenomena tak berkesudahan yang kerap kita saksikan dalam rentang waktu tertentu, menjadikan tanya dan harap pada diri kian membesar. Akankah diri sanggup jika diuji dengan yang semisal dengannya?
Harta, tahta, wanita selalu menjadi trending topic yang pada akhirnya menjadi muara dari segala kesibukan yang menghabiskan waktu sebagian besar manusia. Lantas mengapa sebagian yang lain sibuk mengkritisi tanpa solusi daripada membisik berdoa agar Allah menjaga diri dan saudara seiman dari segala fitnah yang mungkin akan bermunculan.

Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata, “ Wahai Rasulullah SAW, katakanlah suatu perkataan kepadaku tentang islam sehingga aku tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun selain engkau.” Berliau bersabda, “katakan aku beriman kepada Allah SWT, lalu istiqomahlah.” (HR Ahmad )

Tentang Istiqomah, Al Qurthubi menyatakan bahwa ayat istiqomah (QS Hud : 112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban. Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, “Wahai Rasululullah SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engku pernah berktata, surat Hud telah membuat kepala beruban.” Beliau menjawab, “Benar,” Asy Syawani bertanya kembali, “Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?” Beliau bersabda, “ Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, Istiqomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan (QS Hud:112).”

Tersadar atau tidak, tiap fase kehidupan yang kita lewati menguji ketahanan komitmen kita terhadap diin ini. Satu persatu mulai bermunculan nama-nama yang dulu kita kenal baik sebagai pengusung dakwah, tak jarang pun kader militan dan kita kenal hari ini tak lebih dari sekedar teman-teman kebanyakan. Tak tampak lagi aktivitas dakwah dalam kesehariannya meski hanya dalam senda gurau dengan kawan sekantor. Jilbab yang dulu mengurai lebar kebawah dada, kini tak lebih dari sekedar untuk penutup rambut. Komitmen yang dulu dipegang erat tak kala kuliah, meluntur dengan sendirinya seiring tuntutan kerja yang tak mampu diseimbangi. Visi besar yang telah tertoreh entah masih berlaku hari ini atau tidak..

Tawaran kerja yang begitu menggiurkan, dengan gaji besar dan jenjang karir yang menjanjikan tak jarang membuat iman tergadaikan. Melunturkan segala komitmen yang dahulu dipegang erat. Syukur jika masih muncul rasa gelisah, pertanda Allah masih mendekap sanubarinya. Lalu jika masih abai, apa daya kita menjadikannya seperti semula sedang dirinya tak hendak kembali kepada Rabbnya. Hanya doa sebagai selemah-lemah iman yang mungkin bisa tetap diperjuangkan untuk saudara kita yang dulu membersamai kita dijalan dakwah ini.

Istiqomah satu-satunya kunci yang mesti dibawa sampai kapanpun, dia tidak segampang membalik telapak tangan namun cukup bila ada usaha  dan kemauan Allah akan berikan jalan padanya karena Allah sama sekali tak menyalahi janji. Kemudian istiqomah, tak pandang tentang siapa diri yang sedang ditungganginya. Ia hanya menjalankan titah dari Rabbnya menuju hamba pilihan, semoga kita salah satunya. Aamiin.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment