Oleh: Paramudika Handayani
Fenomena tak
berkesudahan yang kerap kita saksikan dalam rentang waktu tertentu, menjadikan
tanya dan harap pada diri kian membesar. Akankah diri sanggup jika diuji dengan
yang semisal dengannya?
Harta, tahta, wanita selalu menjadi trending topic yang pada akhirnya menjadi muara dari segala kesibukan yang menghabiskan waktu sebagian besar manusia. Lantas mengapa sebagian yang lain sibuk mengkritisi tanpa solusi daripada membisik berdoa agar Allah menjaga diri dan saudara seiman dari segala fitnah yang mungkin akan bermunculan.
Harta, tahta, wanita selalu menjadi trending topic yang pada akhirnya menjadi muara dari segala kesibukan yang menghabiskan waktu sebagian besar manusia. Lantas mengapa sebagian yang lain sibuk mengkritisi tanpa solusi daripada membisik berdoa agar Allah menjaga diri dan saudara seiman dari segala fitnah yang mungkin akan bermunculan.
Sufyan bin Abdillah Ats
Tsaqafi berkata, “ Wahai Rasulullah SAW, katakanlah suatu perkataan kepadaku
tentang islam sehingga aku tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun selain
engkau.” Berliau bersabda, “katakan aku beriman kepada Allah SWT, lalu
istiqomahlah.” (HR Ahmad )
Tentang Istiqomah, Al Qurthubi
menyatakan bahwa ayat istiqomah (QS Hud : 112) telah membuat rambut Nabi
Muhammad SAW beruban. Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah
melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, “Wahai Rasululullah
SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engku pernah berktata, surat Hud telah
membuat kepala beruban.” Beliau menjawab, “Benar,” Asy Syawani bertanya kembali,
“Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan
tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?” Beliau bersabda,
“ Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, Istiqomahlah kamu sebagaimana
engkau telah diperintahkan (QS Hud:112).”
Tersadar atau tidak, tiap fase
kehidupan yang kita lewati menguji ketahanan komitmen kita terhadap diin ini.
Satu persatu mulai bermunculan nama-nama yang dulu kita kenal baik sebagai
pengusung dakwah, tak jarang pun kader militan dan kita kenal hari ini tak
lebih dari sekedar teman-teman kebanyakan. Tak tampak lagi aktivitas dakwah
dalam kesehariannya meski hanya dalam senda gurau dengan kawan sekantor. Jilbab
yang dulu mengurai lebar kebawah dada, kini tak lebih dari sekedar untuk penutup
rambut. Komitmen yang dulu dipegang erat tak kala kuliah, meluntur dengan
sendirinya seiring tuntutan kerja yang tak mampu diseimbangi. Visi besar yang
telah tertoreh entah masih berlaku hari ini atau tidak..
Tawaran
kerja yang begitu menggiurkan, dengan gaji besar dan jenjang karir yang
menjanjikan tak jarang membuat iman tergadaikan. Melunturkan segala komitmen
yang dahulu dipegang erat. Syukur jika masih muncul rasa gelisah, pertanda
Allah masih mendekap sanubarinya. Lalu jika masih abai, apa daya kita
menjadikannya seperti semula sedang dirinya tak hendak kembali kepada Rabbnya.
Hanya doa sebagai selemah-lemah iman yang mungkin bisa tetap diperjuangkan
untuk saudara kita yang dulu membersamai kita dijalan dakwah ini.
Istiqomah
satu-satunya kunci yang mesti dibawa sampai kapanpun, dia tidak segampang
membalik telapak tangan namun cukup bila ada usaha dan kemauan Allah akan berikan jalan padanya
karena Allah sama sekali tak menyalahi janji. Kemudian istiqomah, tak pandang
tentang siapa diri yang sedang ditungganginya. Ia hanya menjalankan titah dari
Rabbnya menuju hamba pilihan, semoga kita salah satunya. Aamiin.
No comments:
Post a Comment