By
: Devila Indrayenti
“ Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih
baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua ingkar. Ia yang
mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada
saat semua orang enggan memberi (Perkataan Rasulullah Saw, mengenai Khadijah)”
Muslimah dibalik keanggunannya, maka ia
adalah perhiasan bagi suaminya dan penyejuk bagi Ayah Ibu nya. Namun sebaliknya
pula, jika ia tidak pandai menjaga dirinya dari kemaksiatan maka ia adalah
penyebab kerusakan dan aib bagi orang tuanya. Sungguh besar peran muslimah jika
ia mengetahui kedudukannya di bumi Allah ini. Jika ia tidak hati-hati dalam
menjaga dengan drinya maka ia adalah sumber fitnah.
Nama Khadijah binti Khuwailid tentu sudah
tidak asing lagi bagi kita. Sejarah mencatat seorang saudagar sukses dari suku
Quraisy yang menjunjung kejujuran dalam menjalani usahanya. Khadijah memiliki
otak cerdas dan prilaku mulia. Ia pun memiliki ketabahan luar biasa ketika
mengalami segenap rintangan dan kesulitan tanpa mengeluh. Seluruh jiwa, raga,
upaya dan harta bendanya dipersembahkan bagi perjuangan meretas jalan tegaknya agama islam bersama sang suami
terkasih baginda Rasulullah SAW.
Bagaimana dengan peran muslimah masa kini?
Tidak kalah tenarnya, dengan muslimah pada zaman lalu. Kita perhatikan sekarang
ini, Alhamdulillah 7 dari 10 orang wanita di Indonesia mengenakan hijab. Tidak
jarang juga kita lihat saat ini wanita meng-expose kepintaran akademiknya untuk
menggaet mad’u nya bahwa muslimah itu tidak identik dengan kudet dan
kekolotannya. Banyak ummahat kita yang berpendidikan tingga sampai doktor.
Bahkan muslimah dibolehkan berkarir namun jangan sampai melupakan hal-hal yang
menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang anak atau seorang istri. Kita lihat
ibunda Khadijah R.A beliau rela melepaskan semua urusan bisnisnya kepada suami
tercinta dan beliau lebih memilih mengasuh anak dirumah dan mengurusi urusan
rumah tangga. Beliau memilih pekerjaan mulia tersebut dan berharap meraih
pahala dan ridho suami lebih banyak dari sana.
Sungguh banyak obsesi sebenarnya, apabila
seorang muslimah sudah pasca campus. Ada yang memilih melanjutkan sekolah,
berkarir atau stay at home untuk mengabdi kepada orang tua. Terkisah hal yang luar
biasa yang saya temukan seorang muslimah bersekolah sampai profesi doktor,
namun setelah mendapatkan gelar doktornya ia lebih memilih menjadi ibu rumah
tangga yang baik, ia bercita-cita bisa membina anak-anaknya menjadi anak-anak
yang sholihah. Ia gunakan skill nya untuk membina anak-anaknya dirumah,
dan menyerahkan seutuhnya kewajiban mencari nafkah pada suami.
Apapun itu pilihan kita, sudah
pasti keimanan kita tidak bisa menandingi keimanan ibunda Khadijah R.A namun,
insyaAllah kita bisa mengikuti kesholihan beliau melalui risalah beliau dalam
mengambil sikap untuk sang suami dan menyelesaikan tugas-tugas sebagai seorang
istri dan ibu bagi anak-anak Rasulullah tanpa mengurangi keta’atannnya di mata
Rabb nya. Sungguh bahagia hati ibunda Khadijah yang langsung mendapatkan salam
dari Allah melalui jibril. Jadilah kita Khadijah masa kini, muslimah yang akan
melanjutkan estafet dakwah kedepan untuk meninggikan kehormatannya serta
memanfaatkan semua perannya untuk kepentingan dakwah serta melahirkan generasi-generasi
rabbani memalui rahimnya dan sebagai ujung tombak pembinaan generasi penerus
bangsa.
No comments:
Post a Comment